Senin, 22 Desember 2014

utari harum larasati (14.120.0010)


MASALAH  KUANTITAS DAN KUALITAS PENDUDUK YANG TIDAK SEIMBANG MEMPENGARUHI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI INDONESIA
MAKALA PTI ( ARAH MIGRASI  SUMBER DAYA MANUSIA )
Dosen         : Hari Agung . B


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnMkg9Gw2kPK6OXpdS6na_Nyh27WbhutAjcalhrFovGU7BtNjgK1y8OIpJWf91rMLfZP4y78_97k63Y_OXGliAwDRnlv7wL8NxiwjuJxkZFiZL9ZlPB324TOYUVt2JUUaMOFjg1UuR9Bc/s320/LOGO_STMIK.jpg

Disusun oleh :

                              Nama        : Utari Harum Larasati
                              Nim           : 14 . 120 . 0010

Komputer Akuntansi
STMIK WIDYA PRATAMA PEKALONGAN

A. KUANTITAS PENDUDUK 
 Kuantitas penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan (kematian), dan migrasi/perpindahan penduduk. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi kuantitas penduduk, salah satunya adalah dengan program merupakan hasil proses demografi, seperti fertilitas (kelahiran), mortalitas KB, yang bertujuan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Penduduk berdasarkan kuantitasnya, meliputi jumlahnya, pertumbuhannya, kepadatannya, persebarannya, dan komposisinya. Dalam pembahasan tentang kuantitas penduduk ini akan dibahas komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, pertumbuhan penduduk, dan jumlah penduduk.
1. Jumlah penduduk
  a. Jumlah penduduk Indonesia Jumlah penduduk suatu negara biasanya diketahui melalui sensus, yaitu perhitungan resmi jumlah penduduk suatu negara yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu. Jumlah penduduk Indonesia selalu berubah dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk negara Indonesia menempati urutan keempat terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Di kawasan Asia Tenggara, jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama. Tingginya jumlah penduduk Indonesia sebagian besar pada usia muda sehingga jumlah angkatan kerja semakin banyak. Tingginya angkatan kerja ini belum diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai.
 Akibatnya, jumlah pengangguran semakin bertambah. Di antara tenaga kerja yang menganggur tersebut, terdapat tenaga kerja terdidik yang seharusnya dapat membuka lapangan kerja baru.
 Akibatnya, tenaga kerja tersebut menjadi tanggungan masyarakat dan dalam jangka waktu yang lama akan menjadi beban negara.
  b. Jumlah penduduk dunia Pada saat ini, penduduk terus mengalami pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan yang tinggi tersebut berada di Benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Menurut Thomas Robert Malthus dalam karangannya yang berjudul An Essay on The Principle of Population, ia mengatakan bahwa jumlah penduduk akan melampaui jumlah persediaan bahan pangan yang dibutuhkan. Menurutnya, mungulnya kemiskinan disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri yang tidak mau membatasi jumlah kelahiran.
  Teori Malthus mengandung kelemahan karena selama perkembangannya peradaban manusia telah mengalami banyak perubahan, seperti :
 1. Kemajuan sarana transportasi yang dapat menghubungkan daerah terpencil sehingga distribusi bahan makanan mudah dilaksanakan.
 2. Kemajuan dalam teknologi pertanian sehingga produksi bahan makanan dapat ditingkatkan hasilnya.
 3. Ditemukannya alat pencegah kehamilan yang aman dan tidak bertentangan dengan ajaran agama.
 4. Tingkat kelahiran akan menurun apabila tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik.
Dengan semakin majunya peradaban manusia maka terjadi transisi demografi. Transisi demografi adalah perubahan tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang tinggi berangsur-angsur berubah menjadi rendah.

 c. Proyeksi penduduk
Proyeksi atau perkiraan penduduk pada masa yang akan datang ini sangat berguna dalam perencanaan pembangunan seperti pembangunan sarana fisik (perumahan, fasilitas umum, dan sarana pendidikan), pembangunan bidang sosial ekonomi (penyediaan lapangan pekerjaan), dan hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan penduduk. Proyeksi penduduk juga didasarkan pada tiga komponen domografis, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Ketiga komponen tersebut menentukan banyaknya jumlah penduduk dan struktur penduduk di masa depan.

 Data dasar yang digunakan untuk pembuatan proyeksi penduduk adalah sebagai berikut.
1. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
2. Angka kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
3. Tabel kematian pada periode proyeksi tersebut.
4. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu, sepertti umur, jenis kelamin, mata pencaharian, suku bangsa, agama, pendidikan, dan tempat tinggal. Komposisi penduduk dapat dibagi berdasarkan hal-hal berikut.
• Komposisi penduduk biologis, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
 • Komposisi penduduk ekonomi, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan mata pencaharian dan tingkat pendapatan.
 • Komposisi penduduk sosial, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan identitas sosial.
 • Komposisi penduduk geografis, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan tempat tinggalnya. Di antara beberapa komposisi penduduk yang dapat disusun, komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan hal yang sangat penting karena dari komposisi tersebut tidak hanya dapat mengetahui keadaan penduduk secara biologis, tetapi dapat pula untuk mengetahui keadaan penduduk secara sosial dan ekonomi.
a. Komposisi penduduk menurut umur Penggolongan penduduk menurut umur ini masih dapat dibedakan menjadi umur produktif dan umur nonproduktif. Umur produktif adalah umur seseorang yang sudah mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu untuk mencukupi kebutuhan hidup dan keluarganya (tanggungannya). Umur produktif adalah penduduk yang berusia antara 15-64 tahun, sedangkan penduduk golongan umur nonproduktif adalah umur seseorang yang belum mampu atau tidak mampu lagi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Umur nonproduktif adalah penduduk yang berumur di bawah 15 tahun (0-14 tahun) dan umur di atas 64 tahun. Pengelompokan penduduk menurut umur ini dilakukan untuk mengetahui jumlah beban ketergantungan penduduk (dependency ratio), yaitu perbandingan jumlah penduduk usia nonproduktif terhadap jumlah penduduk usia produktif.
b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dibedakan menjadi penduduk laki- laki dan perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk menghitung perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan dalam suatu wilayah, atau disebut sex ratio.
 3. Pertumbuhan Penduduk
  Pertumbuhan penduduk adalah pertambahan atau pengurangan jumlah penduduk di suatu wilayah .

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut :
1.   Kelahiran atau fertilitas atau natalitas Kelahiran (natalitas) merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah jumlah penduduk di suatu daerah/negara. Tingkat kelahiran sangat bergantung pada banyaknya jumlah pasangan usia subur yang melahirkan bayi hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya angka kelahiran di suatu wilayah atau negara
  a. Banyak sedikitnya angka perkawinan
  b. Besar kecilnya rasio seks
  c. Banyak sedikitnya pasangan usia subur
  d. Adanya pandangan atau mitos tertentu yang melatarbelakangi

Adapun beberapa faktor yang mendukung kelahiran dan yang menghambat kelahiran adalah sebagai berikut :
 Faktor-faktor pendukung kelahiran
  a. Perkawinan pada usia muda
  b. Tingkat kesehatan masyarakat meningkat
  c. Adanya anggapan banyak anak banyak rezeki

Faktor-faktor yang menghambat kelahiran
  a. Adanya program keluarga berencana (KB)
  b. Adanya pembatasan tunjangan anak bagi PNS dan karyawan   perusahaan swasta tertentu
  c. Adanya pembatasan umur menikah di Indonesia bagi wanita minimal 20 tahun bagi pria minimal 25 tahun
  d. Adanya anggapan bahwa anak merupakan beban orang tua, karena orang tua harus menyiapkan fasilitas pendidikan, kesehatan, sosial, dan makanannya.
Angka kelahiran dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:
  a. Tinggi, jika angka kelahiran lebih dari 30
  b. Sedang, jika angka kelahiran 20-30
  c. Rendah, jika angka kelahiran kurang dari 20

2. Kematian atau mortalitas
  Pertumbuhan jumlah penduduk dipengaruhi oleh tingkat kematian karena kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Pada umumnya, di negara-negara maju mempunyai tingkat kematian lebih rendah dibandingkan dengan penduduk di negara-negara berkembang. Adapun beberapa faktor yang mendukung dan menghambat kematian adalah sebagai berikut.
 Faktor-faktor yang mendukung kematian
  a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan
  b. Sering terjadinya kecelakaan lalu lintas
  c. Adanya bencana alam yang memakan korban jiwa
  d. Terjadinya peperangan
  e. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai.

Faktor-faktor yang menghambat kematian
  a. Lingkungan yang bersih dan teratur
  b. Adanya ajaran agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain
  c. Tingkat kesehatan masyarakat yang tingi sehingga penduduknya tidak mudah terserang penyakit.

Angka kematian dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:
  a. Tinggi, jika angka kematian lebih dari 19.
  b. Sedang, jika angka kematian 14-19.
  c. Rendah, jika angka kematian kurang dari 14.

3. Migrasi (perpindahan penduduk)
  Migrasi adalah perpindahan penduduk dari wilayah satu ke wilayah lain dengan tujuan untuk menetap, sekurang-kurangnya selama enam bulan.

 Hal-hal yang menyebabkan migrasi, antara lain:
a. Bencana alam
b. Kesulitan hidup di suatu daerah
c. Peperangan yang tidak kunjung damai. Berdasarkan wilayah yang dilaluinya

migrasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Migrasi intern adalah perpindahan penduduk dari wilayah satu ke wilayah lain dalan satu negara. Migrasi intern yang berkembang di Indonesia adalah urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) dan transmigrasi (perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya).
b. Migrasi ekstern adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas wilayah negara lain. Migrasi ekstern dibedakan menjadi dua, yaitu:   
  1. Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri masuk ke dalam negeri
  2. Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri. Migrasi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor yang terdapat di daerah asal, faktor yang terdapat di daerah tujuan, faktor perjalanan, dan faktor individu.
 Pertumbuhan penduduk dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Pertumbuhan penduduk alami Pertumbuhan penduduk alami adalah perubahan jumlah penduduk karena adanya kelahiran dan kematian.
  2. Pertumbuhan penduduk total Pertumbuhan penduduk total adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh angka kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat digolongkan menjadi tiga macam, yakni pertumbuhan penduduk rendah, sedang, dan tinggi. Pertumbuhan penduduk dikatakan rendah jika kurang dari 1%, pertumbuhan penduduk sedang antara 1-2%, dan pertumbuhan penduduk tergolong tinggi jika lebih dari 2%. 

B. Masalah, Persebaran, dan Kualitas Penduduk
Faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk Kualitas penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh:
1.   Tingkat pendidikan penduduk Pendidikan merupakan modal dasar dalam mengembangkan kemampuan intelektual seseorang. Melalui pendidikan seseorang akan mampu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk kemampuan menyelesaikan berbagai permasalahan dengan mengembangkan kreativitasnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia, antara lain:
  a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, terutama di daerah-daerah terpencil.
  b. Masih tingginya biaya pendidikan sehingga kesempatan mendapatkan pendidikan bagio yang berpenghasilan rendah sangat sulit.
  c. Sarana dan prasarana pendidikan masih kurang memadai.
  d. Sempitnya lapangan pekerjaan yang mampu menampung berbagai tamatan jenjang sosial.
Beberapa upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain:
  a. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan.
  b. Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun.
  c. Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi tetapi kurang mampu secara ekonomi.
  d. Menggalakkan program belajar Paket A yang setara dengan SD, Paket B yang setara dengan SLTP, dan Paket G yang setara dengan SLTA.
  e. Menambah dan meningkatkan kualitas guru melalui pendidikan formal maupun pendidikan latihan secara terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan.
2. Tingkat kesehatan penduduk Kesehatan merupakan harta yang tak ternilai dan merupakan modal berharga bagi seseorang untuk memulai aktivitasnya. Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatannya. Ada pepatah mengatakan “mensana in corpore sano” yang terjemahan bebasnya mengandung makna bahwa dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Beberapa upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, antara lain:

  a. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
  b. Menyediakan sarana dan prasarana kesehatan
  c. Meningkatkan kualitas gizi keluarga d. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
  e. Meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga media
  f. Mengadakan imunisasi massal secara gratis.
  g. Menyediakan puskesmas dan posyandu

3. Pendapatan per kapita Salah satu indikator tinggi rendahnya kualitas hidup dapat dilihat dari pendapatan per kapitanya. Pendapatan per kapita adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat pemilik produksi suatu negara dalam waktu satu tahun atas penyerahan faktor produksinya. Semakin tinggi pendapatan per kapitanya maka kualitas penduduknya juga semakin baik. Pendapatan perkapita juga terkait dengan tingkat daya beli masyarakat.


1.      Sebutkan masalah2 kependudukan dan penyelesaiannya
Pertumbuhan penduduk yang pesat dan tidak merata serta tanpa diimbangi dengan pencapaian kualitas SDM yang tinggi mengakibatkan muculnya berbagai permasalahan-permasalahan kependudukan.

Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan materiil dasar berdasarkan standar tertentu. Adapun standar ini lebih dikenal dengan garis kemiskinan, yaitu tingkat pengeluaran atas kebutuhan pokok yang meliputi sandang, pangan, papan secara layak.
Cara penanggulangan:
1)      Meningkatkan sumber daya ekonomi yang dimiliki penduduk miskin Misalnya dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang sempit dengan intensifikasi pertanian, memberikan bekal keterampilan untuk mengolah barang-barang bekas di sekitarnya, misalnya kaleng bekas, besi bekas, plastik bekas, membimbing penduduk untuk jeli memerhatikan dan memanfaatkan peluang usaha di sekitarnya, seperti penduduk yang tinggal di daerah rawa memanfaatkan enceng gondok untuk bahan kerajinan, penduduk di daerah gunung memanfaatkan bunga pinus sebagai kerajinan, dan lain-lain.
2)      Memberikan program penyuluhan dan pembekalanketerampilan Pemerintah hendaknya intensif terjun ke masyarakat untuk memberikan pengajaran dan pelatihan keterampilan bagi penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu guna menunjang pendapatannya. Pemerintah mencarikan bapak asuh terutama para pengusaha-pengusaha untuk menggandeng masyarakat dalam mengembangkan usaha.
3)      Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi penduduk Pasar merupakan fasilitas penting dalam menunjang pendapatan penduduk. Selain sebagai tempat memasarkan hasil produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memotivasi masyarakat untuk lebih produktif lagi. Karena masyarakat tidak perlu kawatir lagi akan mengalami kesulitan memasarkan hasil produksinya.
 Masalah tingkat penghasilan/pendapatan
Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:
1)      Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
2)      Jumlah penduduk banyak.
3)      Besarnya angka ketergantungan.
Cara penanggulangan:
1)      Menekan laju pertumbuhan penduduk.
2)      Merangsang kemauan berwiraswasta.
3)      Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
4)      Memperluas kesempatan kerja.
5)      Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.
 Masalah kuantitas penduduk
Ketidakseimbangan kepadatan penduduk ini mengakibatkan ketidakmerataan pembangunan baik phisik maupun non phisik yang selanjutnya mengakibatkan keinginan untuk pindah semakin tinggi. Arus perpindahan penduduk biasanya bergerak dari daerah yang agak terkebelakang pembangunannya ke daerah yang lebih maju, sehingga daerah yang sudah padat menjadi semakin padat.

C. Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan Kuantitas Penduduk Indonesia :

Upaya pemerintah mengatasi permasalahan kuantitas penduduk antara lain, dengan pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk serta pemerataan persebaran penduduk.
  a. Pengendalian jumlah danpertumbuhan penduduk : Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
  b. Pemerataan Persebaran Penduduk : Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.


2.     Mengapa persebaran penduduk Indonesia tidak merata? Sebutkan faktor penyebabnya ?
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.
Kepadatan ppenduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata ppenduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara.
    Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain tidak seimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada terjadinya tekanan - tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung kehidupan.
Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
 1. Faktor Fisiografis
 2. Faktor Biologis
 3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa karena?
- Sebagai pusat pemerintahan.
- Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
- Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
- Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
- Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.

3.      Alasan mengapa kualitas penduduk di Indonesia relatif rendah:
     a.    Tingkat pendapatan rendah
Dengan pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang sejahtera. Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila industri terlalu mahal tidak akan terbeli oleh masyarakat.
Hal ini akan mengakibatkan industri sulit berkembang dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan. Penduduk yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan menabung menjadi rendah. Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.
      b.    Tingkat Pendidikan Rendah
Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong relatif rendah. Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun.
Hal-hal yang memengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di negara Indonesia, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
  1) Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan, sehingga mereka tidak perlu sekolah terlalu tinggi (khususnya untuk anak perempuan).
  2) Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali.
  3) Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pedesaan dan daerah-daerah terpencil.
  4) Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan program pendidikan yang terjangkau masyarakat.
  5) Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti jumlah kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah.
  6) Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.
       c.    Tingkat Kesehatan Rendah
Tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk suatu negara.
Dalam hal ini, tingkat kesehatan dapat diindikasikan dari angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, ketercukupan gizi makanan, dan usia harapan hidup.
  1) Angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi, meskipun terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 1971, angka kematian bayi mencapai 218 tiap 1.000 kelahiran, akan tetapi pada tahun 1990, angka kematian bayi telah menurun menjadi 8 tiap 1.000 kelahiran. Menurunnya angka kematian bayi ini didukung oleh meningkatnya derajat kesehatan dan gizi ibu. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap angka kematian ibu melahirkan yang cenderung menurun dari tahun ke tahun.
 
  2) Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat. Saat ini, pemerintah melalui Departemen Kesehatan menetapkan standar ketercukupan gizi, yaitu 2.400 kalori/hari/kepala keluarga. Artinya, suatu keluarga dikatakan sejahtera jika mampu memenuhi angka ketercukupan kalori tersebut.
  3) Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang dapat dicapai penduduk suatu negara. Angka ini di Indonesia cenderung mengalami peningkatan, dari 45,73 tahun pada tahun 1971 menjadi 65,43 tahun pada tahun 2000. Akan tetapi, angka tersebut masih tergolong relatif rendah, karena negaranegara lain dapat mencapai 70 bahkan lebih dari 80 tahun.

Faktor-faktor yang dapat menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia adalah:
1)      Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
2)      Penyakit menular sering berjangkit.
3)      Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
4)      Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000 bayi dan tahun 1990 sebesar 71 per 1000 kelahiran bayi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar