MASALAH KUANTITAS DAN KUALITAS PENDUDUK YANG TIDAK
SEIMBANG MEMPENGARUHI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI INDONESIA
MAKALA PTI (
ARAH MIGRASI SUMBER DAYA MANUSIA )
Dosen : Hari Agung . B
Disusun oleh
:
Nama : Utari Harum Larasati
Nim : 14 . 120 . 0010
Komputer
Akuntansi
STMIK WIDYA
PRATAMA PEKALONGAN
A. KUANTITAS
PENDUDUK
Kuantitas penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan (kematian), dan migrasi/perpindahan penduduk. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi kuantitas penduduk, salah satunya adalah dengan program merupakan hasil proses demografi, seperti fertilitas (kelahiran), mortalitas KB, yang bertujuan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Penduduk berdasarkan kuantitasnya, meliputi jumlahnya, pertumbuhannya, kepadatannya, persebarannya, dan komposisinya. Dalam pembahasan tentang kuantitas penduduk ini akan dibahas komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, pertumbuhan penduduk, dan jumlah penduduk.
Kuantitas penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan (kematian), dan migrasi/perpindahan penduduk. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi kuantitas penduduk, salah satunya adalah dengan program merupakan hasil proses demografi, seperti fertilitas (kelahiran), mortalitas KB, yang bertujuan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Penduduk berdasarkan kuantitasnya, meliputi jumlahnya, pertumbuhannya, kepadatannya, persebarannya, dan komposisinya. Dalam pembahasan tentang kuantitas penduduk ini akan dibahas komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, pertumbuhan penduduk, dan jumlah penduduk.
1. Jumlah
penduduk
a. Jumlah penduduk Indonesia Jumlah penduduk
suatu negara biasanya diketahui melalui sensus, yaitu perhitungan resmi jumlah
penduduk suatu negara yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu
tertentu. Jumlah penduduk Indonesia selalu berubah dari waktu ke waktu. Jumlah
penduduk negara Indonesia menempati urutan keempat terbanyak di dunia setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Di kawasan Asia Tenggara, jumlah penduduk
Indonesia menempati urutan pertama. Tingginya jumlah penduduk Indonesia
sebagian besar pada usia muda sehingga jumlah angkatan kerja semakin banyak.
Tingginya angkatan kerja ini belum diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja
yang memadai.
Akibatnya, jumlah pengangguran semakin bertambah. Di antara tenaga kerja yang
menganggur tersebut, terdapat tenaga kerja terdidik yang seharusnya dapat
membuka lapangan kerja baru.
Akibatnya, tenaga kerja tersebut menjadi
tanggungan masyarakat dan dalam jangka waktu yang lama akan menjadi beban
negara.
b.
Jumlah penduduk dunia Pada saat ini, penduduk terus mengalami pertumbuhan
yang tinggi. Pertumbuhan yang tinggi tersebut berada di Benua Asia, Afrika, dan
Amerika Latin. Menurut Thomas Robert Malthus dalam karangannya yang berjudul An
Essay on The Principle of Population, ia mengatakan bahwa jumlah penduduk akan
melampaui jumlah persediaan bahan pangan yang dibutuhkan. Menurutnya, mungulnya
kemiskinan disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri yang tidak mau
membatasi jumlah kelahiran.
Teori Malthus
mengandung kelemahan karena selama perkembangannya peradaban manusia telah
mengalami banyak perubahan, seperti :
1. Kemajuan
sarana transportasi yang dapat menghubungkan daerah terpencil sehingga
distribusi bahan makanan mudah dilaksanakan.
2. Kemajuan
dalam teknologi pertanian sehingga produksi bahan makanan dapat ditingkatkan
hasilnya.
3. Ditemukannya
alat pencegah kehamilan yang aman dan tidak bertentangan dengan ajaran agama.
4. Tingkat
kelahiran akan menurun apabila tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik.
Dengan semakin majunya peradaban manusia maka terjadi
transisi demografi. Transisi demografi adalah perubahan tingkat kelahiran dan
tingkat kematian yang tinggi berangsur-angsur berubah menjadi rendah.
c. Proyeksi penduduk
Proyeksi atau perkiraan penduduk pada masa yang akan
datang ini sangat berguna dalam perencanaan pembangunan seperti pembangunan
sarana fisik (perumahan, fasilitas umum, dan sarana pendidikan), pembangunan
bidang sosial ekonomi (penyediaan lapangan pekerjaan), dan hal-hal yang
berkaitan dengan kesejahteraan penduduk. Proyeksi penduduk juga didasarkan pada
tiga komponen domografis, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Ketiga komponen tersebut menentukan banyaknya jumlah penduduk dan struktur penduduk
di masa depan.
Data dasar yang digunakan untuk
pembuatan proyeksi penduduk adalah sebagai berikut.
1. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis
kelamin
2. Angka kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
3. Tabel kematian pada periode proyeksi tersebut.
4. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk adalah
pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu, sepertti umur, jenis
kelamin, mata pencaharian, suku bangsa, agama, pendidikan, dan tempat tinggal.
Komposisi penduduk dapat dibagi berdasarkan hal-hal berikut.
• Komposisi penduduk biologis, yaitu penggolongan
penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
• Komposisi
penduduk ekonomi, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan mata pencaharian dan
tingkat pendapatan.
• Komposisi
penduduk sosial, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan identitas sosial.
• Komposisi
penduduk geografis, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan tempat tinggalnya.
Di antara beberapa komposisi penduduk yang dapat disusun, komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin merupakan hal yang sangat penting karena dari
komposisi tersebut tidak hanya dapat mengetahui keadaan penduduk secara
biologis, tetapi dapat pula untuk mengetahui keadaan penduduk secara sosial dan
ekonomi.
a. Komposisi penduduk menurut umur Penggolongan
penduduk menurut umur ini masih dapat dibedakan menjadi umur produktif dan umur
nonproduktif. Umur produktif adalah umur seseorang yang sudah mampu bekerja dan
menghasilkan sesuatu untuk mencukupi kebutuhan hidup dan keluarganya
(tanggungannya). Umur produktif adalah penduduk yang berusia antara 15-64
tahun, sedangkan penduduk golongan umur nonproduktif adalah umur seseorang yang
belum mampu atau tidak mampu lagi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Umur
nonproduktif adalah penduduk yang berumur di bawah 15 tahun (0-14 tahun) dan
umur di atas 64 tahun. Pengelompokan penduduk menurut umur ini dilakukan untuk
mengetahui jumlah beban ketergantungan penduduk (dependency ratio), yaitu
perbandingan jumlah penduduk usia nonproduktif terhadap jumlah penduduk usia
produktif.
b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin Komposisi
penduduk menurut jenis kelamin dibedakan menjadi penduduk laki- laki dan
perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk menghitung
perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan
dalam suatu wilayah, atau disebut sex ratio.
3. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah pertambahan atau pengurangan jumlah penduduk di suatu wilayah .
faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut :
1. Kelahiran atau
fertilitas atau natalitas Kelahiran
(natalitas) merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah
jumlah penduduk di suatu daerah/negara. Tingkat kelahiran sangat bergantung
pada banyaknya jumlah pasangan usia subur yang melahirkan bayi hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya angka kelahiran di suatu
wilayah atau negara
a. Banyak
sedikitnya angka perkawinan
b. Besar
kecilnya rasio seks
c. Banyak
sedikitnya pasangan usia subur
d. Adanya
pandangan atau mitos tertentu yang melatarbelakangi
Adapun beberapa faktor yang mendukung kelahiran dan
yang menghambat kelahiran adalah sebagai berikut :
Faktor-faktor pendukung kelahiran
a. Perkawinan
pada usia muda
b. Tingkat
kesehatan masyarakat meningkat
c. Adanya
anggapan banyak anak banyak rezeki
Faktor-faktor yang menghambat kelahiran
a. Adanya program keluarga berencana (KB)
b. Adanya
pembatasan tunjangan anak bagi PNS dan karyawan perusahaan swasta tertentu
c. Adanya
pembatasan umur menikah di Indonesia bagi wanita minimal 20 tahun bagi pria
minimal 25 tahun
d. Adanya
anggapan bahwa anak merupakan beban orang tua, karena orang tua harus
menyiapkan fasilitas pendidikan, kesehatan, sosial, dan makanannya.
Angka kelahiran dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Tinggi, jika
angka kelahiran lebih dari 30
b. Sedang,
jika angka kelahiran 20-30
c. Rendah,
jika angka kelahiran kurang dari 20
2. Kematian
atau mortalitas
Pertumbuhan
jumlah penduduk dipengaruhi oleh tingkat kematian karena kematian bersifat
mengurangi jumlah penduduk. Pada umumnya, di negara-negara maju mempunyai
tingkat kematian lebih rendah dibandingkan dengan penduduk di negara-negara
berkembang. Adapun beberapa faktor yang mendukung dan menghambat kematian
adalah sebagai berikut.
Faktor-faktor yang mendukung kematian
a. Kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan
b. Sering
terjadinya kecelakaan lalu lintas
c. Adanya
bencana alam yang memakan korban jiwa
d. Terjadinya
peperangan
e. Fasilitas
kesehatan yang kurang memadai.
Faktor-faktor yang menghambat kematian
a. Lingkungan
yang bersih dan teratur
b. Adanya
ajaran agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain
c. Tingkat
kesehatan masyarakat yang tingi sehingga penduduknya tidak mudah terserang
penyakit.
Angka kematian dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Tinggi,
jika angka kematian lebih dari 19.
b. Sedang,
jika angka kematian 14-19.
c. Rendah,
jika angka kematian kurang dari 14.
3. Migrasi
(perpindahan penduduk)
Migrasi adalah
perpindahan penduduk dari wilayah satu ke wilayah lain dengan tujuan untuk
menetap, sekurang-kurangnya selama enam bulan.
Hal-hal yang menyebabkan migrasi, antara
lain:
a. Bencana alam
b. Kesulitan hidup di suatu daerah
c. Peperangan yang tidak kunjung damai. Berdasarkan
wilayah yang dilaluinya
migrasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Migrasi
intern adalah perpindahan penduduk dari wilayah satu ke
wilayah lain dalan satu negara. Migrasi intern yang berkembang di Indonesia
adalah urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) dan transmigrasi
(perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang
penduduknya).
b. Migrasi
ekstern adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas
wilayah negara lain. Migrasi ekstern dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Imigrasi,
yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri masuk ke dalam negeri
2. Emigrasi,
yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri. Migrasi
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor yang terdapat di daerah asal,
faktor yang terdapat di daerah tujuan, faktor perjalanan, dan faktor individu.
Pertumbuhan penduduk dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Pertumbuhan
penduduk alami Pertumbuhan penduduk alami adalah perubahan jumlah penduduk
karena adanya kelahiran dan kematian.
2. Pertumbuhan
penduduk total Pertumbuhan penduduk total adalah perubahan jumlah penduduk yang
dipengaruhi oleh angka kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) penduduk.
Pertumbuhan penduduk dapat digolongkan menjadi tiga macam, yakni pertumbuhan
penduduk rendah, sedang, dan tinggi. Pertumbuhan penduduk dikatakan rendah jika
kurang dari 1%, pertumbuhan penduduk sedang antara 1-2%, dan pertumbuhan
penduduk tergolong tinggi jika lebih dari 2%.
B. Masalah, Persebaran, dan Kualitas Penduduk
Faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk Kualitas penduduk suatu daerah
dipengaruhi oleh:
1. Tingkat
pendidikan penduduk Pendidikan merupakan modal dasar
dalam mengembangkan kemampuan intelektual seseorang. Melalui pendidikan
seseorang akan mampu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk kemampuan menyelesaikan
berbagai permasalahan dengan mengembangkan kreativitasnya.
Faktor-faktor
yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia, antara lain:
a. Masih rendahnya kesadaran
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, terutama di daerah-daerah terpencil.
b. Masih tingginya biaya pendidikan
sehingga kesempatan mendapatkan pendidikan bagio yang berpenghasilan rendah
sangat sulit.
c. Sarana dan prasarana pendidikan
masih kurang memadai.
d. Sempitnya lapangan pekerjaan
yang mampu menampung berbagai tamatan jenjang sosial.
Beberapa upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, antara lain:
a. Meningkatkan pembangunan sarana
dan prasarana pendidikan.
b. Menggalakkan program wajib
belajar 9 tahun.
c. Memberikan beasiswa bagi siswa
yang berprestasi tetapi kurang mampu secara ekonomi.
d. Menggalakkan program belajar
Paket A yang setara dengan SD, Paket B yang setara dengan SLTP, dan Paket G
yang setara dengan SLTA.
e. Menambah dan meningkatkan
kualitas guru melalui pendidikan formal maupun pendidikan latihan secara
terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan.
2. Tingkat
kesehatan penduduk Kesehatan merupakan harta yang tak
ternilai dan merupakan modal berharga bagi seseorang untuk memulai
aktivitasnya. Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat
dipengaruhi oleh tingkat kesehatannya. Ada pepatah mengatakan “mensana in
corpore sano” yang terjemahan bebasnya mengandung makna bahwa dalam badan yang
sehat terdapat jiwa yang kuat. Beberapa upaya pemerintah untuk meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk, antara lain:
a. Meningkatkan
kualitas lingkungan hidup
b. Menyediakan sarana dan prasarana
kesehatan
c. Meningkatkan kualitas gizi
keluarga d. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
e. Meningkatkan jumlah dan kualitas
tenaga media
f. Mengadakan imunisasi massal
secara gratis.
g. Menyediakan puskesmas dan
posyandu
3. Pendapatan
per kapita Salah satu indikator tinggi rendahnya kualitas hidup
dapat dilihat dari pendapatan per kapitanya. Pendapatan per kapita adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat pemilik produksi suatu negara
dalam waktu satu tahun atas penyerahan faktor produksinya. Semakin tinggi
pendapatan per kapitanya maka kualitas penduduknya juga semakin baik.
Pendapatan perkapita juga terkait dengan tingkat daya beli masyarakat.
1. Sebutkan masalah2
kependudukan dan penyelesaiannya
Pertumbuhan penduduk yang pesat dan
tidak merata serta tanpa diimbangi dengan pencapaian kualitas SDM yang tinggi mengakibatkan
muculnya berbagai permasalahan-permasalahan kependudukan.
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan materiil dasar berdasarkan standar tertentu.
Adapun standar ini lebih dikenal dengan garis kemiskinan, yaitu tingkat
pengeluaran atas kebutuhan pokok yang meliputi sandang, pangan, papan secara
layak.
Cara penanggulangan:
1)
Meningkatkan sumber daya ekonomi yang dimiliki penduduk miskin Misalnya dengan
mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang sempit dengan intensifikasi
pertanian, memberikan bekal keterampilan untuk mengolah barang-barang bekas di
sekitarnya, misalnya kaleng bekas, besi bekas, plastik bekas, membimbing
penduduk untuk jeli memerhatikan dan memanfaatkan peluang usaha di sekitarnya,
seperti penduduk yang tinggal di daerah rawa memanfaatkan enceng gondok untuk
bahan kerajinan, penduduk di daerah gunung memanfaatkan bunga pinus sebagai
kerajinan, dan lain-lain.
2)
Memberikan program penyuluhan dan pembekalanketerampilan Pemerintah hendaknya
intensif terjun ke masyarakat untuk memberikan pengajaran dan pelatihan
keterampilan bagi penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu guna
menunjang pendapatannya. Pemerintah mencarikan bapak asuh terutama para
pengusaha-pengusaha untuk menggandeng masyarakat dalam mengembangkan usaha.
3)
Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi penduduk Pasar merupakan
fasilitas penting dalam menunjang pendapatan penduduk. Selain sebagai tempat
memasarkan hasil produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memotivasi
masyarakat untuk lebih produktif lagi. Karena masyarakat tidak perlu kawatir
lagi akan mengalami kesulitan memasarkan hasil produksinya.
Masalah
tingkat penghasilan/pendapatan
Tingkat penghasilan/pendapatan suatu
negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan
rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembang umumnya
mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:
1)
Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
2)
Jumlah penduduk banyak.
3)
Besarnya angka ketergantungan.
Cara penanggulangan:
1)
Menekan laju pertumbuhan penduduk.
2)
Merangsang kemauan berwiraswasta.
3)
Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
4)
Memperluas kesempatan kerja.
5)
Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.
Masalah
kuantitas penduduk
Ketidakseimbangan kepadatan penduduk ini mengakibatkan ketidakmerataan
pembangunan baik phisik maupun non phisik yang selanjutnya mengakibatkan
keinginan untuk pindah semakin tinggi. Arus perpindahan penduduk biasanya
bergerak dari daerah yang agak terkebelakang pembangunannya ke daerah yang
lebih maju, sehingga daerah yang sudah padat menjadi semakin padat.
C. Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan Kuantitas Penduduk
Indonesia :
Upaya
pemerintah mengatasi permasalahan kuantitas penduduk antara lain, dengan
pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk serta pemerataan persebaran
penduduk.
a. Pengendalian jumlah danpertumbuhan penduduk :
Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah
kelahiran, menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
b. Pemerataan Persebaran Penduduk : Dilakukan dengan
cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya.
Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan
berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan
sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
2.
Mengapa
persebaran penduduk Indonesia tidak merata? Sebutkan faktor penyebabnya ?
Persebaran atau distribusi penduduk
adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk
tersebut tersebar merata atau tidak.
Kepadatan ppenduduk adalah angka
yang menunjukkan jumlah rata-rata ppenduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah
negara.
Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain
tidak seimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan
provinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran
penduduk tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di
pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya
sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan
Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di
daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat
penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kepadatan penduduk erat
kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya
dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung
lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain,
sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan
Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya.
Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat
pada terjadinya tekanan - tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung
lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter
sebut dalam mendukung kehidupan.
Faktor-faktor
yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau
negara sebagai berikut:
1. Faktor Fisiografis
2. Faktor Biologis
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Faktor-faktor yang menyebabkan
tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa karena?
- Sebagai pusat pemerintahan.
- Sebagai pusat pemerintahan.
- Sebagian besar tanahnya merupakan
tanah vulkanis yang subur.
- Merupakan pusat kegiatan ekonomi
dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
- Tersedia berbagai jenjang dan
jenis pendidikan.
- Memiliki sarana komunikasi yang
baik dan lancar.
3. Alasan mengapa
kualitas penduduk di Indonesia relatif rendah:
a. Tingkat pendapatan rendah
Dengan pendapatan perkapita yang
masih rendah berakibat penduduk tidak mampu memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang sejahtera. Pendapatan per kapita
rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga
hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila industri
terlalu mahal tidak akan terbeli oleh masyarakat.
Hal ini akan mengakibatkan industri
sulit berkembang dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan. Penduduk yang
mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan menabung
menjadi rendah. Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal menjadi
lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.
b. Tingkat Pendidikan Rendah
Pendidikan merupakan salah satu
indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai,
maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara
umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong relatif rendah.
Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut senantiasa diupayakan untuk
selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun.
Hal-hal yang
memengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di negara Indonesia, antara lain
meliputi hal-hal berikut ini.
1) Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan, sehingga
mereka tidak perlu sekolah terlalu tinggi (khususnya untuk anak perempuan).
2) Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak
mampu menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama
sekali.
3) Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di
pedesaan dan daerah-daerah terpencil.
4) Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan
program pendidikan yang terjangkau masyarakat.
5) Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang
ada seperti jumlah kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak
semua anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah.
6) Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan,
sehingga banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.
c. Tingkat
Kesehatan Rendah
Tingkat
kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk suatu negara.
Dalam hal
ini, tingkat kesehatan dapat diindikasikan dari angka kematian bayi, angka
kematian ibu melahirkan, ketercukupan gizi makanan, dan usia harapan hidup.
1) Angka kematian bayi di Indonesia masih
relatif tinggi, meskipun terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 1971,
angka kematian bayi mencapai 218 tiap 1.000 kelahiran, akan tetapi pada tahun
1990, angka kematian bayi telah menurun menjadi 8 tiap 1.000 kelahiran.
Menurunnya angka kematian bayi ini didukung oleh meningkatnya derajat kesehatan
dan gizi ibu. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap angka kematian ibu melahirkan
yang cenderung menurun dari tahun ke tahun.
2) Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga
mulai meningkat. Saat ini, pemerintah melalui Departemen Kesehatan menetapkan
standar ketercukupan gizi, yaitu 2.400 kalori/hari/kepala keluarga. Artinya,
suatu keluarga dikatakan sejahtera jika mampu memenuhi angka ketercukupan
kalori tersebut.
3) Angka harapan hidup adalah perkiraan
rata-rata umur yang dapat dicapai penduduk suatu negara. Angka ini di Indonesia
cenderung mengalami peningkatan, dari 45,73 tahun pada tahun 1971 menjadi 65,43
tahun pada tahun 2000. Akan tetapi, angka tersebut masih tergolong relatif
rendah, karena negaranegara lain dapat mencapai 70 bahkan lebih dari 80 tahun.
Faktor-faktor yang dapat menggambarkan masih rendahnya
tingkat kesehatan di Indonesia adalah:
1)
Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
2)
Penyakit menular sering berjangkit.
3)
Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
4)
Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000 bayi dan tahun 1990 sebesar
71 per 1000 kelahiran bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar